SEMANGAT PAGI

semangat pagi..BILA ADA INFO BENCANA/MUSIBAH SEGERA HUBUNGI EMERGENCY CALL : 024 70703045 / 08122914271)

Kamis, 13 Maret 2014

Gunung Slamet Masih Semburkan Asap Hitam


TEMPO.COPemalang - Kawah Gunung Slamet terus mengeluarkan asap sejak Kamis dinihari sampai pagi, 13 Maret 2014. Dari Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, kepulan asap cokelat kehitaman itu terlihat menyembur sejak pukul 00.43.

Dari pantauan Tempo, cuaca di Gunung Slamet pada Rabu malam cukup cerah. Kabut tebal yang menyelimuti gunung tertinggi di Jawa Tengah sejak Rabu pagi itu menyingit setelah hujan mengguyur sekitar pukul 21.30. Cerahnya cuaca di Gunung Slamet bertahan hingga Kamis pukul 06.00.

Sebelum tertutup kabut, gunung dengan ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu masih meletuskan asap dengan ketinggian sekitar 1.000 meter. Asap yang mengandung abu vulkanis itu terbawa angin ke arah utara dan sebagian ke timur.

"Justru inilah (status) waspada yang sebenarnya," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Muhammad Hendrasto kepada Tempo. Berangkat dari Kota Bandung, Jawa Barat, Hendrasto tiba di Pos Pengamatan Gunung Slamet pukul 04.30.

Hendrasto mengatakan status Gunung Slamet masih waspada sejak Senin malam lalu. Tiga hari berstatus waspada, Gunung Slamet masih stabil mengembuskan dan meletuskan asap kecil dengan tekanan lemah hingga tegang. Ketinggian asap maksimal hanya 1.000 meter.

Menurut Hendrasto, asap dari kawah Slamet itu umumnya mengarah ke utara dengan jangkauan 2 kilometer dari kawah. Selain membawa abu vulkanis, asap dari kawah Slamet terkadang juga membawa uap air ketika warnanya tampak putih.

Hendrasto mengatakan kegempaan Gunung Slamet masih stabil sejak berstatus waspada dengan gempa embusan sekitar 200-250 kali per hari. "Sejak Rabu hingga pukul 00.00, gempa embusan tercatat 226 kali," ujarnya. Adapun gempa vulkanis dangkal tercatat sebanyak enam kali.

Sedangkan gempa vulkanis dalam tercatat sembilan kali. Gempa vulkanis dalam menjadi salah satu parameter bagi PVMBG menentukan status gunung berapi. Sebab, gempa vulkanis dalam mencirikan adanya suplai magma dari bawah. Gempa vulkanis dalam itu hanya terpantau lewat seismograf. (Baca: Hujan Abu Mulai Turun di Lereng Gunung Slamet)

"Kalau sehari ada sembilan gempa vulkanis dalam, itu sudah ciri umum gunung api aktif," kata Hendrasto. Tanpa gempa vulkanis dalam, gunung api itu bisa dinyatakan sudah tidur atau tidak aktif lagi. Selama gempa vulkanis dalam masih sedikit, maka status gunung api tidak akan dinaikkan.

"Beda dengan Gunung Kelud kemarin. Gempa vulkanis dalamnya bisa mencapai ratusan per hari saat itu," kata Hendrasto. Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet, Sudrajat, mengatakan hingga kini aktivitas Gunung Slamet masih stabil.

"Kondisinya masih sama seperti kemarin," kata Sudrajat. Selama masih berstatus waspada, warga tetap dilarang beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah. "Sampai kapan status waspada ini, tidak bisa dipastikan. Kami ikuti saja perkembangannya dari hari ke hari," ujarnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar